BAB 1
1.1
Definisi
Mania
adalah peningkatan mood yang abnormal ketika individu sangat energetik
(memerlukan sedikit tidur, istirahat, atau makan), memiliki rasa berlebihan
tentang kepentingan diri sendiri, harga diri tinggi, penilaian yang buruk,
peningkatan libido, perhatiannya mudah teralih, dan mudah tersinggung, serta
melakukan perilaku grandositas. (sheila l. Videbeck hal 388)
1.2 Tanda dan Gejala
Mania
ditandai dengan periode gangguan yang nyata dan peningkatan secara menetap,
meluap-luap atau mood yang mudah terangsang (irritable) selama 1 minggu (atau
beberapa episode saat di rumah sakit juga penting). selama periode gangguan, 3
atau lebih gejala-gejala berikut telah menetap dan telah nampak dalam tingkat
yang berarti:
-
Melambungnya harga diri
-
Menurunnya kebutuhan
untuk tidur
-
Lebih banyak
bicaradibanding biasanya atau adanya dorongan untuk berbicara.
-
Ide yang meloncat
(fligh of ideas) atau pengalaman subjektif bahwa berpikir meloncat.
-
Perhatian yang mudah
teralih (distracbility)
-
Peningkatan dalam
perilaku yang bertujuan atau agitasi psikomotor.
-
Keterlibatan yang
berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan yang berpotensi mengakibatkan
cedera.
Gejala utama mania
-
Peningkatan mood, mood
grandiositas atau mood agitasi
-
Harga diri berlebihan
-
Tidak dapat tidur
-
Logorea
-
Fight of ideas
-
Penurunan kemampuan
yang menyaring stimulus dari luar, mudah terdistraksi.
-
Peningkatan jumlah
aktivitas disertai peningkatan energi
-
Aktivitas resiko tinggi
grandiositas dan multipel, yang mencakup penilaian yang buruk, dengan konsekuensi
berat.
BAB
2
2.1
PENGKAJIAN
2.1.1
Aktivitas atau
Istirahat
Pola
tidur terganggu atau periode tanpa tidur/penurunan kebutuhan tidur (mis. Merasa
telah beristirahat dengan baik hanya dengan tidur selama 3 jam).
Secara
fisik hiperaktif, akhirnya kelelahan.
2.1.2
Intergritas Ego
Persepsi
diri yang mengungkapkan/merendahkan kepercayaan diri yang tidak realitas.
Waham
dapat diekresikan dengan rentang dari perencanaan yang tidak realistis dan
memberi nasehat tanpa di minta secara terus-menerus (meskipun tidak ada ke
ahlian) sampai delusi waham kebesaran rentang berhubungan dengan ornag penting,
termasuk Tuhan, atau perasaan obsesif orang lain adalah kumpulan musuh karena
kekhususan. Sikap humoris dapat menjadikan kaustik/bermusuhan.
2.1.3
Makan atau minum
Penurunan
berat badan sering ditemukan.
2.1.4
Higiene dan perhatikan
aktivitas hidup sehari-hari secara umum. Kepribadian dan pilihan berpkaian
dapat menjdi tidak sesuai,terlalu semarak dan ganjil, penggunaan tata rias dan
perhiasan yang berlebihan.
2.1.5
Neurosensori
Alam
perasaan yang timbul terlalu meluas, “melayang” atau peka. Melaporkan aktivitas
yang tidak terorganisasi dan terlalu semarak atau aneh, penyangkalan terhadap
kemungkinan hasil akhir, persepsi alam perasaan sama-sama diinginkan dan
berpotensi membatasi.
Status mental:
konsentrasi atau perhatian buruk (berespon terhadap rangsanganmultipel yang
tidak relevan dalam lingkungan), menye3babkan perubahan topik yang cepat dalam
percakapan dan ketidak mampuan dalam menyelesaikan aktivitas.
Alam perasaan:
didomonasi oleh euforia, tetapi dngan mudah berubah menjadi marah atau kecewa
akibat provokasi ringan, perubahan alam perasaan, dapat diselingi periode
normal.
Delusi:
paranoid dan waham, fenomena psikotik (ilusi/halunasi)
Penilaian:
buruk umumnya peka rangsang
Wicara:
cepat dan ditekan, dengan perubahan topik tiba-tiba, dapat berkembang menjadi
tidak terorganisasi dan tidak koheren agitasi psikomotor.
2.1.6
Keamanan
Dapat
menunjukan derajat bahaya untuk diri/orang lain, bertindak berdasarkan
kesalahan persepsi.
2.1.7
Seksualitas
Libido
meningkat, perilaku mi=ungkin tidak terhambat
2.1.8
Interaksi sosial
Dapat
digambarkan atau dilihat sebagai sangat ekstrovert/mudah bersosialisasi (banyak
teman)
Riwayat
terlalu terlibat dengan orang lain dan dengan aktivitas, perencanaan yang tidak
realitas, ambisius, bertindak atas keputusan yang buruk berkaitan dengan
konsekuensi sosial (tindakan yang tidak terkendali, mengemudi dengan senbrono,
perilaku seksual yang ganjil, atau bermasalah).
Hambatan
yang khas dalam aktivitas sosial, hubungan dengan orang lain (kurangnya
hubungan dekat), fungsi di sekolah/pekerjaan, perubahan periodik dalam
pekerjaan/sering berpindah pekerjaan.
2.1.9
Pengajaran atau
pembelajaran
Episode
penuh pertama biasanya usia 15 dan 24 tahun, dengan gejala yang belangsung
paling sedikit 1 minggu.
Dapat
dirawat dirumah sakit selama episode perilaku mania sebelumnya dan
penyalahgunaan alkohol atau obat lain secara periodik.
2.2 PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan
obat: mengetahui kemungkinan bahwa gejala adalah akibat obat
2. Elektrolit:
natrium berlebihan di dalam sel-sel saraf dapat diketahui.
3. Kadar
litium: dilakukan ketika klien menerima obat ini untuk menjamin rentang
terapeutik antara 0,5 dan 1,5 mEq/liter.
2.3
DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Gangguan
pola tidur
3. Defisit
perawatan diri
4. Hambatan
interaksi sosial
2.4 INTERVENSI
1. Perubaha
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makan yang tidak
adekuat yang berhubungan denagn penggunaan metabolik
mengungkapkan pentingnya asupan makanan yang
adekuat, menunjukkan peningkatan perhatian terhadap perilaku makan, dan
menunjukkan nilai nlaboratorium ke arah normal yang nencerminkan pebaikan
status nutrisi.
Intervensi:
1. pantau/catat
asupan nutrisi dan cairan (termasuk jumlah kalori) dan tingkat aktivitas secara
terus-menerus.
Rasional:
membantu menentukan defisit/kebutuhan dan kemajuan menuju sasaran.
2. Timbang
berat badan secara rutin
Rasional:
memberi informasi tentang kebutuhan/keefektivan terapeutik
3. Beri
makanan di area dengan rangsangaan pengalihan yang minimal
Rasional:
meningkatkan fokus pada tugas untuk makan dan mencegah pengalihan yang
mengganggu asupan makanan
4. Lakukan
kegiatan berjalan atau duduk bersama klien selama waktu makan.
Rasional;
memberi dukudngan dan dorongan untuk makan makanan bernutrisi dalam jumlah yang
adekuat meskipun ketika klien tidak mampu untuk duduk selama waktu makan
5. Sediakan
kudapan dan jus setiap saat.
Rasional:
Asupan bergizi diperlukan secara teratur untuk kompensasi terhadappeningkatan
kebutuhan kalori akibat aktivitas yang berlebihan.
6. Beri
kesempatan untuk memilih makanan ketika klien siap untuk memenuhi pilihanya.
Rasional:
memberi makanan yang sangat digemari klien, rasa kendali, bila alternatif
tersebut tidak menambah konfusi.
7. Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk diet.
Rasional:
membantu dalam menentukan kebutuhan klien dan pilihan yang paling tepat untuk
memenuhi kebutuhan.
8. Diet
tinggi protein, tinggi karbohidrat. Beri intrval pemberian makan, dengan
menggunakan finger food.
Rasional:
memaksimalkan asupan nutrisi dan memberi kesempatan tambahan untuk asupan diet
“besar” ketika klien dapat memakan makanan yang dapat diambil dengan mudah/atau
di bawa-bawa. Sehingga ketika mania menghilang, kebutuhan kalori menurun, yang
memerlukan penyesuain diet berdasarkan berat badan klien, status kesehatan, dan
tingkat aktivitas
9. Tinjau
kembali nilai laboratorium sesuai indikasi (mis. Profil kimia termasuk
elektrolit) dan urinalis.
Rasional:
menunjukkan status nutrisi, mengidentifikasi kebutuhan/keefektifan terapeutik.
10. Beri
suplemen vitamin dan mineral.
Rasional:
memperbaiki defisiensi diet, memperbaiki status nutrisi.
2. Gangguan
pola tidur berhubungan dengan tekanan psikologis, kurangnya pengenalanterhadap
keletihan/kebutuhan tidur, aktivitas berlebihan
Tujuan:
mengenali tanda yang menunjukkan keletiha/perlunya tidur, membentuk kembali
pola tidur individu, dan melaporkan perasaan telah beristirahat dengan baik dan
terlihat rileks.
Intervensi:
1. Kurangi
rangsangan lingkungan di dalam ruangan dan tempat yang biasa di kunjungi klien.
Rasional:
klien mania tidak mampu rileks dan menurunkan perhatian terhadap rangsangan,
yang mempengaruhi ksmsmpusn untuk tertidur sehingga klien dapat membutuhkan
ruangan pribadi dan pengasingan.
2. Batasi
asupan kafein (mis. Kopi, teh, cokelat, dan minuman kola)
Rasional:
dapat merangsang SSP, mengganggu relaksasi dankemampuan untuk tidur
3. Beri
kudapan/susu hangat pada sat tidur atau ketika bangun selama malam hari
Rasional:
tidak perhatian terhadap kebutuhan pribadi dapat mengarah ke kurangnya asupan
makanan tidak adekuat, dan lapar pada malam hari dapat mengalihkan klien dai
tidur. Juga dapat meningkatkan tidur.
4. Anjurkan
terlibat dalamaktivitas fisik/latihan ketika pagi dan sore hari. Batasi
aktivitas pada malam hari sebelum tidur.
Rasional:
meningkatkan keletihandan meningkatkan tidur/istirahat.aktivitas pada malam
hari dapat merangsang klien dan mengganggu/memperlambat tidur.
5. Anjurkan
lien melakukan aktivutas tidur secara rutin, teknik relaksasi
Rasional:
menguatkan kebutuhan istirahat, mengatur tahapan bagi klien untuk berpikir
secara tenang dan mneyiapkan diri untuk tidur.
6. Arahkan
ke hal tidur saja, tanpa memberi pengalihan aktivitas lain.
Rasional:
menghindari rangsangan yang dapat meramgsang klien atau menimbulkanpeka
rangsang.
7. Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat sesuai dengan indikasi mis. Sedatif, antipsikotik,
mis: olanzapin (zyprexa)
Rasional:
penggunaan secara hati-hati dapat membantu memulihkan kembali pola tidur.
Menimbulkan efek ketegangan, mengurangi aktivitas yang berlebihan dan
meningkatkan istirahat/tidur.
3. Defisit
perawatan diri berhubungan denagan
kurangnya perhatian, dan keputusan yang buruk
Tujuan:
membuka aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri.
Intervensi :
1. Kaji
tingkat fungsi klien yang terbaru, evaluasi kembali tiap hari.
Rasional:
memberi informasi tentang perubahan dalam kemampuan individu yang penting untuk
merencanakan/mengubah perwatan.
2. Beri
bimbingan fisik,pengawasan dan arahan yang sederhana/meningkatkan, memberi
dorongan dan dukungan sesuai keperluan
Rasional:
membantu memfokuskan perhatian pada tugas makan. Memberi hanya bimbingan yang
di perlukan untuk mengganti fungsi otonomi
3. Dapatkan
suplai yang diperlukan, termasuk pakaian,apabilatidak tersedia.kumpulkan
alat-alat toilet pribadi/pakaian klien segera mungkin.
Rasional:
Mungkin tidak memiliki barabg pribadi biula tidak disiapkan selama masuk rumah
sakit atau dihospitalisasi karena suatu kerdaruratan. Dengan memiliki suplai
pribadi/pakaian mendukung otonomi dan harg diri.
4. Batasi
pemulihan pakaian yang ada, sesaui indikasi
Rasional:
mungkin perlu selama waktu hiperaktivitas dan distraktibilitas eksterm sampai
klien mampu berhenti mengenakan pakaian yang aneh dan/perhatian pada
barang-barang pribadi.
5. Pantau
kemampuan mengatur keuangan dan barang berharga serta milik pribadi lain.
Rasional:
mungkin membuang barang-barangnya, menghabsakan uang secara berlebihan atau
terlibat dalan rencana waham
6. Lakukan
intervensi untuk melindungi klien dari impulsivitas sendiri darti
eksploitasi,bila diindikasikan, dengan mengurangi pembatasan segerah mungkin.\
Rasional:
memberi perlindungan terhadap konsekuensi impulsivitas yang merusak tanpa
mengganggu batasan kebebasan diri/pribadi atau fungsi otonomi.
7. Buat
sasran untuk menetapkan standar minimum perawatan diri bila kondisi membaik
(mis. Mandi dua hari sekali, menggosok gigi 2 kali sehari).
Rasional:
meningkatkan ide bahwa klien mulai melakukan tanggung jawab diri sendiri,
meningkatkan perasaan harga diri.
4. Hambatan
interaksi sosial berhubungan dengan penilain yang buruk, fokus pada diri sendiri,/egoisentris
Tujuan:
mendengarkan/bercakap-cakap tanpa interupsi konsisten, berpatisipasi secara
tepat atau konstruktif. Kelompok tetapi okupasi.
Inervensi :
1. Diskusikan
konsekuensi perilaku klien dan cara ketika klien berusaha menempatkannya pada
orang lain
Rasional:
klien perlu menerima tanggung jawab untuk perilakununya sendiri sebelum
terjadinyaperubahan penyesuaian diri
2. Observasi
dan hadapi secara perlahan perilaku manipulatif (mis. Tidak mangambil tanggung
jawab terhadap tindakannya sendri meminta orang lainuntuk melakukan hal-hal
yang secara normal mereka tidak mau melakukannya).
Rasional:
perilaku waham dapat secara tidak tepat digunakan pada klien yang menuntut dan
memaksa, mempengaruhi interaksi dengan orang lain. Klien yang mania
menyesuaikandiri pada sumber-sumber masalah masalah dan dapat secara sadar atau
tidak sadar memperberat masalah untuk memfokuskan kembali perhatian terhadap
diri sendiri, juga menempatkan orang lain di pihak yang kalah.
3. Arahkan
kembali dan anjurkan perilaku yang lebih tepat menggunakan gaya yang tidak
menghakimi, berdasrkan fakta, dan merendah.
Rasional:
menghindari respon marah/memicu agitasi. Membantu mengurangi dan mengendalikan
perilaku dan pemikiran yangtidak realistis/dilebih-lebihkan
4. Minta
klien menunggu sampai waktu yang di tentukan dan beri rasional bila kepuasan
terhadap suatu permintaan tidak memungkinkan
Rasional:
ketioka individu mempercayai bahwa respon perawat memiliki alasan,penolakan
akan memunculkan sedikit agitasi.
5. Lakukan
tindakan, bila perlu, untuk melindungi klien ketika terjadi perilaku provokatif
atau ofentif.
Rasional:
ketika klien tidak menunjukkan tanggung jawab ini, perawat harus bertanggung
jawab untuk melindungi keamanan pasien
6. Beri
umpan balik (positif dan negatif) yang terkait denganpengaruh perilaku sosial,
terapi okupasi, dan terapi kelompok
Rasional:
klien manik berorientasi keluar dan responsif terhadap penguatan.
7. Bentuk
klien mengidentivikasi aspek positif tentang diri sendriri, ketahui pencapaian,
dan tunjukkan peraasaan tidak baik tentang hal tersebut.
Rasional:
ketika harga diri meningkat, klien akan merasa tidak perlu memanipulasi orang
lain demi kepuasannya sendiri.
8. Pecahkan
masalah dengan klien (bila mungkin) dengan cara –cra yang lebih efektif untuk
mencapai sasaran
Rasional:
ketika konsentrasi buruk dan labil telah membaik, klien mampu berfokus dan
mengendalikan perilaku yang cukup untuk belajar/mencoba perilaku yang baru.
DAFTAR
PUSTAKA
Videbeck, Sheila
L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: EGC.
Iyus Yosep. 2009. Keperawatan Jiwa. Edisi Revisi.
Bandung: Refika Aditama.
Doenges,
Marilynn E. 2006. Rencana Asuhan
Keperawatan Psikiatri.Jakarta:EGC
Tidak ada komentar: