ads


Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Cara Mengobati Penyakit Flu atau Pilek


 

Penyebab Utama Penyakit Flu atau Pilek

Influenza (Flu) adalah jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza). Gejala yang biasanya timbul dari penyakit ini diantaranya yaitu badan menggigil, demam, nyeri tenggorokkan, nyeri otot, saki kepala terasa berat, batuk-batuk, kelemahan/lelah, dan rasa tidak nyaman secara umum.


Cara Mengobati Penyakit Flu atau Pilek

Nah, setelah kita mengeahui apa saja hal yang dapat menyebabkan flu, sekarang waktunya saya berbagi tips seputar bagaiamana cara mengatasi flu atau pilek. Berikut 10 Tips Cara Mengatasi Flu atau Pilek Secara Alami :

  1. Perbanyak Minum Air Putih
    Mengapa harus minum air puith? jawabannya simple, karena air putih memang mempunyai segudang manfaat yang diantaranya juga dapat membantu mengobati penyakit flu atau pilek. Usahakan minum air puith minimal 8 gelas / harinya. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga agar tenggorokan anda bersih dari kuman yang bisa menyebabkan flu.
  2. Mengkonsumsi Minuman Hangat
    Selain dengan memperbanyak minu air putih anda juga dapat mengkonsumsi minuman yang hangat-hangat misalnya, air puith hangat, air teh hangat, kopi dsb. Mengapa harus minuman hangat? Jawabannya karena pada saat flu, akan ada banyak cairan yang terbuang melalui ingus, ludah dan keringat. Maka dari itu, sangat disarankan agar anda banyak minum air, utjuannya untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Mengapa harus air hangat? karena cairan hangat dapat membantu mengurangi hidung mampet, mencegah dehidrasi, dan melegakan tenggorokan yang terganggu. Selain itu, uap dari minuman panas juga dapat membantu mengencerkan lendir. So, jika anda flu segeralah minum yang hangat-hangat!
  3. Beristirahat Total
    Kondisi tubuh yang lelah akan menyebabkan kekebalan tubuh melemah dan flu akan menyerang saat kondisi tubuh yang sistem kekebalannya melemah. Maka dari, sangat disarankan untuk anda melakukan istirahat total dan berhenti bekerja untuk sementara waktu, agar sistem kekebalan tubuh anda menjagi kembali seperti seharunya.
  4. Konsumsi Buan dan Sayuran
    Saat kondisi tubuh anda melemah, otomatis sistem kekebalan tubuh anda akan melemah. Maka dari itu asupan vitamin dan mineral sangat diperlukan untum membantu mengembalikan kondisi tubuh dan membantu memperbaiki sistem kekebalan tubuh agar tidak meudah terserang penyakit
  5. Gunakan Aroma Bawang
    Bawang yang selama ini kita kenal sebagai salah satu dari banyak rempah-rempah, ternyata juga bisa dijadikan obat untuk mengatasi flu. Aroma Bawang-Bawangan (bawang daun, merah, puith) dapat berfungsi sebagai katalis dalam mengeluarkan cairan dan membersihkan hidung. Caranya, peganglah bawang di bawah lubang hidung dan hiruplah aromanya selama sekitar 5 menit. Silahkan selamat mencoba!
  6. Terapi Uap Tradisional
    Penguapan merupakan salah satu cara tradisional yang dipercaya ampuh untuk mengatasi flu. Caranya masukan air panas ke dalam baskom, Gunakan handuk menutupi kepala Anda, dan tempatkan wajah anda di atas baskom tersebut. Agar hasilnya lebih optimal, anda bisa mencampurkan minyak kayu putih, kunyit, jahe atau rempah-rempah lainnya.
  7. Berkumur
    Berkumur bisa menjadi salah satu solusi saat flu menyerang. Mengapa harus berkumur? tujuannya untuk membantu membersihkan mulut agar bakteri jahat penyebab flu tidak masuk ke tenggorokan. CObalah berkumur dengan air hangat yang dicampur dengan garam, cuka apel, kunyit jahe agar hasilnya maksimal.
  8. Gunakan Aroma Mentol / Mint
    Menggunakan aroma mentol atau mint adalah salah satu cara saya dalam mengatasi penyakit flu atau pilek. Caranya mudah, anda hanya perlu mengoleskan minyak kayu putih atau balsam di dekat lubang hidung, tenggorokan dan dibagian dada anda.
  9. Mandi dengan Air Hangat
    Saat anda mengalami flu, usahakan jangan mandi menggunakan air dingin. Tapi selalu gunakan air hangat tujuannya yaitu untuk menjaga agar tubuh tetap hangat.
  10. Konsumsi Cabai / makanan yang mengandung cabai
    Capsaicin adalah sebuah senyawa kimia yang terkandung dalam cabai yang dipercaya dan sudah terbukti efektif membantu membersihkan rongga hidung. Ketika flu mulai menyerang, cobalah mengkonsumsi sup dengan taburan lada atau makanan yang mengandung cabai. Tapi ingat, jangan terlalu banyak, nanti bukannya flunya sembuh malah sakit perut hehe.
  11. Konsumsi Rempah-rempah Yang Rasanya Hangat
    Terakhir anda juga bisa mencoba memakan rempah-rempah yang rasanya hangat seperti, kencur, jahe, kemangi, sreh. Atau bisa juga semua rempah-rempah berikut di satukan dan direbus dengan air secukupnya, lalu minum air rebusannya.
  12. Campuran Madu dan Jahe
    Semua orang pasti sudah tahu madu. Selain rasanya yang enak, madu ini juga kaya akan manfaat yang diantaranya juga bermanfaat dalam mengatasi penyakit flu atau pilek. Caranya, ambil 2 ruas jahe, kemudian parut dan campurkan dengan madu. Lalu anda makan 3x sehari. Insyaalloh flu anda akan sembuh.
SUMBER

Cara Mencegah dan Menangani Penyakit Menular

Cara Mencegah dan Menangani Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang menyebar dari orang ke orang. Mereka disebabkan oleh patogen seperti bakteri, virus atau jamur. Makan yang benar dan mendapatkan banyak tidur adalah awal yang baik. Kebiasaan ini akan membantu menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat. Dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat, Anda akan dapat melawan berbagai patogen.
1. Beberapa cara penyebaran Penyakit Menular
a. Penyakit Influenza :
Flu atau influenza adalah infeksi virus menular yang mempengaruhi sistem pernapasan. Flu sering dapat diobati di rumah, meskipun rumah sakit mungkin diperlukan jika ada komplikasi.
Penyebaran dapat melalui beberapa cara yaitu :
  •  melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
  •  melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi (disebut fomites, seperti mainan, pegangan pintu)
  •  jika menghirup virus.
b. Penyakit Cholera :
Bakteri Vibrio Cholerae akan mengeluarkan enterotoksin atau racunnya di saluran usus sehingga terjadinya diare yang disertai muntah akut. Gejala ini menyebabkan penderita hanya dalam beberapa hari dapat kehilangan banyak cairan tubuh atau dehidrasi. Penyakit kolera dapat menyebar baik sebagai penyakit yang endemik, epidemik atau pandemik. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feses (kotoran) manusia. Jika kotoran yang mengandung bakteri membuat kontaminasi air sungai dan lainnya, maka orang yang melakukan kontak dengan air tersebut beresiko terkena kolera, bahkan mengonsumsi ikan dalam air yang sudah terkontaminasi pun bisa menyebabkan Anda terkena kolera. Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang. Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita.
c. Flu Burung (H5N1) :
Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau juga melalui kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga termasuk kandang, alat-alat peternakan,pakan ternak, pakaian, sepatu para peternak.
Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia sebab virus itu akan mati dengan pemanasan 80 derajat lebih dari satu menit. Selama ini kita selalu menggoreng ayam dengan suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit. Jadi pasti aman.
d. Penyakit SARS :
adalah kepanjangan dari Severe Acute Respiratory Syndrome, yakni suatu infeksi saluran pernafasan yang mengancam jiwa pemicunya sendiri adalah coronavirus yang berhubungan dengan SARS. Penyakit ini pertama kali ditemukan di China pada tahun 2002 silam yang kemudian penyebarannya merambat begitu cepat hingga ke Hongkong dan mulai menyebar keberbagai belahan dunia yang menjangkit masyarakat dilebih dari 20 negara. SARS ini amat menular dan menyebar dari orang ke orang dengan cepat, karena penyebarannya bisa melalui droplet saluran pernapasan atau melalui kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi. Penularan melalui udara, seperti misalkan penyebaran udara, ventilasi, berada dalam satu kendaraan atau gedung yang sama. Hingga saat ini waktu penularan dari individu ke individu lainnya belum diketahui dengan jelas. Cara yang terbaik untuk mencegah suatu penyakit adalah menghindari kemungkinan dan sumber penyakit itu sendiri. Begitupun dengan tindakan pencegahan untuk penyakit SARS. Hindari tempat atau area terjadinya kasus SARS seperti daerah pembawa wabah penyakit SARS atau tempat ditemukannya korban yang terinfeksi SARS. Selain itu, hindari kontak intensif dengan orang-orang yang menderita dan terinfeksi SARS dengan alasan apapun karena kontak langsung adalah salah satu penyebaran paling umum yang ditemukan dari para penderita penyakit ini.
e. Flu Singapore :
sebenarnya adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau dalam bahasa Indonesia Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM). Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. PTKM adalah penyakit yang kerap terjadi pada kelompok masyarakat yang padat dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ). Orang dewasa umumnya lebih kebal terhadap enterovirus, walau bisa juga terkena.
Penularannya melalui jalur fekal-oral (pencernaan) dan saluran pernapasan, yaitu dari droplet (butiran ludah), pilek, air liur, tinja, cairan vesikel (kelainan kulit berupa gelembung kecil berisi cairan) atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa seperti lalat dan kecoa.
Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan sanitasi yang kurang baik. Pencegahan penyakit adalah dengan menghilangkan kekumuhan dan kepadatan lingkungan; kebersihan (Higiene dan Sanitasi) lingkungan maupun perorangan. Cara yang paling gampang dilakukan adalah misalnya membiasakan selalu cuci tangan, khususnya sehabis berdekatan dengan penderita, desinfeksi peralatan makanan, mainan, handuk yang memungkinkan terkontaminasi.
Bila perlu anak tidak bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash sampai panas hilang. Pasien sebenarnya tak perlu diasingkan karena ekskresi virus tetap berlangsung beberapa minggu setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan perorangan.
Upaya pemerintah dalam hal ini :
  • Meningkatkan survailans epidemiologi (perlu definisi klinik)
  • Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan PTKM untuk memotong rantai penularan.
  • Memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda dan gejala PTKM
  • Menjaga kebersihan perorangan.
Bila anak tidak dirawat, harus istirahat di rumah karena :
- Daya tahan tubuh menurun.
- Tidak menularkan kebalita lainnya.
Menyiapkan sarana kesehatan tentang tatalaksana PTKM termasuk pelaksanaannya.
2. Cara-cara Pencegahan Penyakit Menular secara Umum
a. Mempertinggi nilai kesehatan.
Ditempuh dengan cara usaha kesehatan (hygiene) perorangan dan usaha kesehatan lingkungan (sanitasi). Cara terbaik untuk menghindari patogen adalah dengan sering mencuci tangan Anda. Anda harus mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi atau memegang daging mentah atau ikan.. Anda juga harus mencuci makanan yang Anda makan, dan peralatan dan meja di mana makanan dipersiapkan. Selain itu, Anda harus mencuci tangan Anda setelah berada di sekitar orang-orang sakit. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan beberapa pembersih tangan.
b. Memberi vaksinasi/imunisasi
Merupakan usaha untuk pengebalan tubuh. Ada dua macam, yaitu :
Pengebalan aktif, yaitu dengan cara memasukkan vaksin ( bibit penyakit yang telah dilemahkan), sehingga tubuh akan dipaksa membuat antibodi. Contohnya pemberian vaksin BCG, DPT, campak, dan hepatitis.
Pengebalan pasif, yaitu memasukkan serum yang mengandung antibodi. Contohnya pemberian ATS (Anti Tetanus Serum).
c. Pemeriksaan kesehatan berkala
Merupakan upaya mencegah munculnya atau menyebarnya suatu penyakit, sehingga munculnya wabah dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan cara ini juga, masyarakat bisa mendapatkan pengarahan rutin tentang perawatan kesehatan, penanganan suatu penyakit, usaha mempertinggi nilai kesehatan, dan mendapat vaksinasi.
Selain cara di atas, gaya hidup sehat merupakan cara yang terpenting untuk mencegah penyakit.
Untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik agar terhindar dari penyakit ada beberapa cara, antara lain :
  • Udara bersih, paru-paru pun sehat: Untuk terhindar dari gangguan pernapasan, hiruplah udara yang bersih dan sehat. Caranya Tidak perlu repot mencari udara pegungungan, udara pagi pun sangat baik bagi paru-paru Anda. Selain itu hindari pula udara tercemar, seperti asap rokok, asap kendaraan atau debu. Bersihkan rumah dan ruangan kerja secara teratur, termasuk perabot, kipas angin dan AC.
  • Banyak minum air putih : Air putih adalah yang terbaik dari minuman apapun. Biasakanlah minum air putih 8-10 gelas per hari. Kebiasaan ini akan membantu menjaga kelancaran fungsi ginjal dan saluran kemih. Upayakan untuk minum air hangat di malam hari dan air sejuk (bukan air es) di siang hari. Tambahkan juga sedikit perasan jeruk lemon atau jeruk nipis. Selain baik untuk menyegarkan diri, minuman ini sekaligus membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh.
  • Konsumsi menu bergizi dan seimbang: Pilihlah menu dengan gizi yang cukup, seimbang, dan bervariasi. Perbanyak konsumsi sayuran hijau dan buah yang mengandung banyak serat dan zat gizi yang diperlukan tubuh serat. Sebisa mungkin hindari junk food dan makanan olahan, serta kurangi konsumsi garam dan gula. Satu lagi, jangan lupa sarapan pagi! Karena sarapan pagi dapat menunjang aktifitas kita sepanjang hari.
  • Seimbangkan antara kerja, olahraga dan istirahat:Kerja keras tanpa istirahat sama sekali tidak ada untungnya bagi Anda. Biasakan istirahat teratur 7-8 jam pada malam hari, dan jangan sering begadang atau tidur terlalu malam. Cobalah menggunakan waktu senggang untuk berolahraga ringan atau sekedar melemaskan otot-otot persendian. Dengan berolahraga 2 – 3 kali per minggu, selama 30 – 45 menit, cukup membuat tubuh bugar dan stamina prima.
  • Kontrol kerja otak:Otak, seperti halnya tubuh kita, dia juga butuh istirahat. Jangan terlalu memberi beban terlalu banyak, karena otak pun memiliki memori yang terbatas. Lakukan kegiatan di waktu senggang yang membuat otak bekerja lebih santai, misalkan melakukan hobi yang menyenangkan, seperti melukis, membaca novel terbaru atau hanya sekedar mendengarkan musik.
  • Jalani hidup secara harmonis:Manusia merupakan mikrokosmos yang harus mematuhi alam sebagai makrokosmos jika ia ingin tetap sehat. Gunakan akal sehat, itu kuncinya, jangan mengorbankan hidup dengan menuruti kesenangan diri lewat kebiasaan hidup yang buruk dan beresiko. Misalkan, minum-minuman keras, merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang. Cobalah untuk menjalani hidup secara harmonis, sebisa mungkin perkecil resiko terjadinya stres emosional atau psikis.
  • Gunakan suplemen gizi:Hanya jika perlu, tubuh kita memerlukan antioksidan (beta-karoten), vitamin C, vitamin E, dan selenium. Semua zat ini dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan vitalitas dan memperpanjang usia harapan hidup. Untuk memperolehnya banyak cara yang bisa dilakukan.
  • Selain mengkonsumsi makanan segar, bisa juga dengan cara mengkonsumsi suplemen kesehatan yang banyak dijual di pasaran. Sebaiknya, penggunaan suplemen makanan lebih dianjurkan sebagai terapi alternatif saja dengan mengutamakan jenis suplemen makanan yang sudah diteliti dan bermanfaat.


Pengertian Mania

BAB 1
1.1  Definisi
Mania adalah peningkatan mood yang abnormal ketika individu sangat energetik (memerlukan sedikit tidur, istirahat, atau makan), memiliki rasa berlebihan tentang kepentingan diri sendiri, harga diri tinggi, penilaian yang buruk, peningkatan libido, perhatiannya mudah teralih, dan mudah tersinggung, serta melakukan perilaku grandositas. (sheila l. Videbeck hal 388)
1.2 Tanda dan Gejala
Mania ditandai dengan periode gangguan yang nyata dan peningkatan secara menetap, meluap-luap atau mood yang mudah terangsang (irritable) selama 1 minggu (atau beberapa episode saat di rumah sakit juga penting). selama periode gangguan, 3 atau lebih gejala-gejala berikut telah menetap dan telah nampak dalam tingkat yang berarti:
-          Melambungnya harga diri
-          Menurunnya kebutuhan untuk tidur
-          Lebih banyak bicaradibanding biasanya atau adanya dorongan untuk berbicara.
-          Ide yang meloncat (fligh of ideas) atau pengalaman subjektif bahwa berpikir meloncat.
-          Perhatian yang mudah teralih (distracbility)
-          Peningkatan dalam perilaku yang bertujuan atau agitasi psikomotor.
-          Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan yang berpotensi mengakibatkan cedera.
Gejala utama mania
-          Peningkatan mood, mood grandiositas atau mood agitasi
-          Harga diri berlebihan
-          Tidak dapat tidur
-          Logorea
-          Fight of ideas
-          Penurunan kemampuan yang menyaring stimulus dari luar, mudah terdistraksi.
-          Peningkatan jumlah aktivitas disertai peningkatan energi
-          Aktivitas resiko tinggi grandiositas dan multipel, yang mencakup penilaian yang buruk, dengan konsekuensi berat.

BAB 2
2.1  PENGKAJIAN
2.1.1        Aktivitas atau Istirahat
Pola tidur terganggu atau periode tanpa tidur/penurunan kebutuhan tidur (mis. Merasa telah beristirahat dengan baik hanya dengan tidur selama 3 jam).
Secara fisik hiperaktif, akhirnya kelelahan.
2.1.2        Intergritas Ego
Persepsi diri yang mengungkapkan/merendahkan kepercayaan diri yang tidak realitas.
Waham dapat diekresikan dengan rentang dari perencanaan yang tidak realistis dan memberi nasehat tanpa di minta secara terus-menerus (meskipun tidak ada ke ahlian) sampai delusi waham kebesaran rentang berhubungan dengan ornag penting, termasuk Tuhan, atau perasaan obsesif orang lain adalah kumpulan musuh karena kekhususan. Sikap humoris dapat menjadikan kaustik/bermusuhan.
2.1.3        Makan atau minum
Penurunan berat badan sering ditemukan.
2.1.4        Higiene dan perhatikan aktivitas hidup sehari-hari secara umum. Kepribadian dan pilihan berpkaian dapat menjdi tidak sesuai,terlalu semarak dan ganjil, penggunaan tata rias dan perhiasan yang berlebihan.
2.1.5        Neurosensori
Alam perasaan yang timbul terlalu meluas, “melayang” atau peka. Melaporkan aktivitas yang tidak terorganisasi dan terlalu semarak atau aneh, penyangkalan terhadap kemungkinan hasil akhir, persepsi alam perasaan sama-sama diinginkan dan berpotensi membatasi.
Status mental: konsentrasi atau perhatian buruk (berespon terhadap rangsanganmultipel yang tidak relevan dalam lingkungan), menye3babkan perubahan topik yang cepat dalam percakapan dan ketidak mampuan dalam menyelesaikan aktivitas.
Alam perasaan: didomonasi oleh euforia, tetapi dngan mudah berubah menjadi marah atau kecewa akibat provokasi ringan, perubahan alam perasaan, dapat diselingi periode normal.
Delusi: paranoid dan waham, fenomena psikotik (ilusi/halunasi)
Penilaian: buruk umumnya peka rangsang
Wicara: cepat dan ditekan, dengan perubahan topik tiba-tiba, dapat berkembang menjadi tidak terorganisasi dan tidak koheren agitasi psikomotor.
2.1.6        Keamanan
Dapat menunjukan derajat bahaya untuk diri/orang lain, bertindak berdasarkan kesalahan persepsi.
2.1.7        Seksualitas
Libido meningkat, perilaku mi=ungkin tidak terhambat
2.1.8        Interaksi sosial
Dapat digambarkan atau dilihat sebagai sangat ekstrovert/mudah bersosialisasi (banyak teman)
Riwayat terlalu terlibat dengan orang lain dan dengan aktivitas, perencanaan yang tidak realitas, ambisius, bertindak atas keputusan yang buruk berkaitan dengan konsekuensi sosial (tindakan yang tidak terkendali, mengemudi dengan senbrono, perilaku seksual yang ganjil, atau bermasalah).
Hambatan yang khas dalam aktivitas sosial, hubungan dengan orang lain (kurangnya hubungan dekat), fungsi di sekolah/pekerjaan, perubahan periodik dalam pekerjaan/sering berpindah pekerjaan.


2.1.9        Pengajaran atau pembelajaran
Episode penuh pertama biasanya usia 15 dan 24 tahun, dengan gejala yang belangsung paling sedikit 1 minggu.
Dapat dirawat dirumah sakit selama episode perilaku mania sebelumnya dan penyalahgunaan alkohol atau obat lain secara periodik.



2.2 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Pemeriksaan obat: mengetahui kemungkinan bahwa gejala adalah akibat obat
2.      Elektrolit: natrium berlebihan di dalam sel-sel saraf dapat diketahui.
3.      Kadar litium: dilakukan ketika klien menerima obat ini untuk menjamin rentang terapeutik antara 0,5 dan 1,5 mEq/liter.
2.3 DIAGNOSA KEPERWATAN
1.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2.      Gangguan pola tidur
3.      Defisit perawatan diri
4.      Hambatan interaksi sosial
2.4 INTERVENSI
1.      Perubaha nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makan yang tidak adekuat yang berhubungan denagn penggunaan metabolik
 mengungkapkan pentingnya asupan makanan yang adekuat, menunjukkan peningkatan perhatian terhadap perilaku makan, dan menunjukkan nilai nlaboratorium ke arah normal yang nencerminkan pebaikan status nutrisi.




Intervensi:
1.      pantau/catat asupan nutrisi dan cairan (termasuk jumlah kalori) dan tingkat aktivitas secara terus-menerus.
Rasional: membantu menentukan defisit/kebutuhan dan kemajuan menuju sasaran.
2.      Timbang berat badan secara rutin
Rasional: memberi informasi tentang kebutuhan/keefektivan terapeutik
3.      Beri makanan di area dengan rangsangaan pengalihan yang minimal
Rasional: meningkatkan fokus pada tugas untuk makan dan mencegah pengalihan yang mengganggu asupan makanan
4.      Lakukan kegiatan berjalan atau duduk bersama klien selama waktu makan.
Rasional; memberi dukudngan dan dorongan untuk makan makanan bernutrisi dalam jumlah yang adekuat meskipun ketika klien tidak mampu untuk duduk selama waktu makan
5.      Sediakan kudapan dan jus setiap saat.
Rasional: Asupan bergizi diperlukan secara teratur untuk kompensasi terhadappeningkatan kebutuhan kalori akibat aktivitas yang berlebihan.
6.      Beri kesempatan untuk memilih makanan ketika klien siap untuk memenuhi pilihanya.
Rasional: memberi makanan yang sangat digemari klien, rasa kendali, bila alternatif tersebut tidak menambah konfusi.
7.      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet.
Rasional: membantu dalam menentukan kebutuhan klien dan pilihan yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan.
8.      Diet tinggi protein, tinggi karbohidrat. Beri intrval pemberian makan, dengan menggunakan finger food.
Rasional: memaksimalkan asupan nutrisi dan memberi kesempatan tambahan untuk asupan diet “besar” ketika klien dapat memakan makanan yang dapat diambil dengan mudah/atau di bawa-bawa. Sehingga ketika mania menghilang, kebutuhan kalori menurun, yang memerlukan penyesuain diet berdasarkan berat badan klien, status kesehatan, dan tingkat aktivitas
9.      Tinjau kembali nilai laboratorium sesuai indikasi (mis. Profil kimia termasuk elektrolit) dan urinalis.
Rasional: menunjukkan status nutrisi, mengidentifikasi kebutuhan/keefektifan terapeutik.
10.  Beri suplemen vitamin dan mineral.
Rasional: memperbaiki defisiensi diet, memperbaiki status nutrisi.
2.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan tekanan psikologis, kurangnya pengenalanterhadap keletihan/kebutuhan tidur, aktivitas berlebihan
Tujuan: mengenali tanda yang menunjukkan keletiha/perlunya tidur, membentuk kembali pola tidur individu, dan melaporkan perasaan telah beristirahat dengan baik dan terlihat rileks.
Intervensi:
1.      Kurangi rangsangan lingkungan di dalam ruangan dan tempat yang biasa di kunjungi klien.
Rasional: klien mania tidak mampu rileks dan menurunkan perhatian terhadap rangsangan, yang mempengaruhi ksmsmpusn untuk tertidur sehingga klien dapat membutuhkan ruangan pribadi dan pengasingan.
2.      Batasi asupan kafein (mis. Kopi, teh, cokelat, dan minuman kola)
Rasional: dapat merangsang SSP, mengganggu relaksasi dankemampuan untuk tidur
3.      Beri kudapan/susu hangat pada sat tidur atau ketika bangun selama malam hari
Rasional: tidak perhatian terhadap kebutuhan pribadi dapat mengarah ke kurangnya asupan makanan tidak adekuat, dan lapar pada malam hari dapat mengalihkan klien dai tidur. Juga dapat meningkatkan tidur.
4.      Anjurkan terlibat dalamaktivitas fisik/latihan ketika pagi dan sore hari. Batasi aktivitas pada malam hari sebelum tidur.
Rasional: meningkatkan keletihandan meningkatkan tidur/istirahat.aktivitas pada malam hari dapat merangsang klien dan mengganggu/memperlambat tidur.
5.      Anjurkan lien melakukan aktivutas tidur secara rutin, teknik relaksasi
Rasional: menguatkan kebutuhan istirahat, mengatur tahapan bagi klien untuk berpikir secara tenang dan mneyiapkan diri untuk tidur.
6.      Arahkan ke hal tidur saja, tanpa memberi pengalihan aktivitas lain.
Rasional: menghindari rangsangan yang dapat meramgsang klien atau menimbulkanpeka rangsang.
7.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai dengan indikasi mis. Sedatif,  antipsikotik,  mis: olanzapin (zyprexa)
Rasional: penggunaan secara hati-hati dapat membantu memulihkan kembali pola tidur. Menimbulkan efek ketegangan, mengurangi aktivitas yang berlebihan dan meningkatkan istirahat/tidur.
3.      Defisit perawatan diri  berhubungan denagan kurangnya perhatian, dan keputusan yang buruk
Tujuan: membuka aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri.
Intervensi :
1.      Kaji tingkat fungsi klien yang terbaru, evaluasi kembali tiap hari.
Rasional: memberi informasi tentang perubahan dalam kemampuan individu yang penting untuk merencanakan/mengubah perwatan.
2.      Beri bimbingan fisik,pengawasan dan arahan yang sederhana/meningkatkan, memberi dorongan dan dukungan sesuai keperluan
Rasional: membantu memfokuskan perhatian pada tugas makan. Memberi hanya bimbingan yang di perlukan untuk mengganti fungsi otonomi
3.      Dapatkan suplai yang diperlukan, termasuk pakaian,apabilatidak tersedia.kumpulkan alat-alat toilet pribadi/pakaian klien segera mungkin.
Rasional: Mungkin tidak memiliki barabg pribadi biula tidak disiapkan selama masuk rumah sakit atau dihospitalisasi karena suatu kerdaruratan. Dengan memiliki suplai pribadi/pakaian mendukung otonomi dan harg diri.
4.      Batasi pemulihan pakaian yang ada, sesaui indikasi
Rasional: mungkin perlu selama waktu hiperaktivitas dan distraktibilitas eksterm sampai klien mampu berhenti mengenakan pakaian yang aneh dan/perhatian pada barang-barang pribadi.
5.      Pantau kemampuan mengatur keuangan dan barang berharga serta milik pribadi lain.
Rasional: mungkin membuang barang-barangnya, menghabsakan uang secara berlebihan atau terlibat dalan rencana waham
6.      Lakukan intervensi untuk melindungi klien dari impulsivitas sendiri darti eksploitasi,bila diindikasikan, dengan mengurangi pembatasan segerah mungkin.\
Rasional: memberi perlindungan terhadap konsekuensi impulsivitas yang merusak tanpa mengganggu batasan kebebasan diri/pribadi atau fungsi otonomi.
7.      Buat sasran untuk menetapkan standar minimum perawatan diri bila kondisi membaik (mis. Mandi dua hari sekali, menggosok gigi 2 kali sehari).
Rasional: meningkatkan ide bahwa klien mulai melakukan tanggung jawab diri sendiri, meningkatkan perasaan harga diri.
4.      Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan penilain yang buruk, fokus pada diri sendiri,/egoisentris
Tujuan: mendengarkan/bercakap-cakap tanpa interupsi konsisten, berpatisipasi secara tepat atau konstruktif. Kelompok tetapi okupasi.
Inervensi :
1.      Diskusikan konsekuensi perilaku klien dan cara ketika klien berusaha menempatkannya pada orang lain
Rasional: klien perlu menerima tanggung jawab untuk perilakununya sendiri sebelum terjadinyaperubahan penyesuaian diri
2.      Observasi dan hadapi secara perlahan perilaku manipulatif (mis. Tidak mangambil tanggung jawab terhadap tindakannya sendri meminta orang lainuntuk melakukan hal-hal yang secara normal mereka tidak mau melakukannya).
Rasional: perilaku waham dapat secara tidak tepat digunakan pada klien yang menuntut dan memaksa, mempengaruhi interaksi dengan orang lain. Klien yang mania menyesuaikandiri pada sumber-sumber masalah masalah dan dapat secara sadar atau tidak sadar memperberat masalah untuk memfokuskan kembali perhatian terhadap diri sendiri, juga menempatkan orang lain di pihak yang kalah.
3.      Arahkan kembali dan anjurkan perilaku yang lebih tepat menggunakan gaya yang tidak menghakimi, berdasrkan fakta, dan merendah.
Rasional: menghindari respon marah/memicu agitasi. Membantu mengurangi dan mengendalikan perilaku dan pemikiran yangtidak realistis/dilebih-lebihkan
4.      Minta klien menunggu sampai waktu yang di tentukan dan beri rasional bila kepuasan terhadap suatu permintaan tidak memungkinkan
Rasional: ketioka individu mempercayai bahwa respon perawat memiliki alasan,penolakan akan memunculkan sedikit agitasi.
5.      Lakukan tindakan, bila perlu, untuk melindungi klien ketika terjadi perilaku provokatif atau ofentif.
Rasional: ketika klien tidak menunjukkan tanggung jawab ini, perawat harus bertanggung jawab untuk melindungi keamanan pasien
6.      Beri umpan balik (positif dan negatif) yang terkait denganpengaruh perilaku sosial, terapi okupasi, dan terapi kelompok
Rasional: klien manik berorientasi keluar dan responsif terhadap penguatan.



7.      Bentuk klien mengidentivikasi aspek positif tentang diri sendriri, ketahui pencapaian, dan tunjukkan peraasaan tidak baik tentang hal tersebut.
Rasional: ketika harga diri meningkat, klien akan merasa tidak perlu memanipulasi orang lain demi kepuasannya sendiri.
8.      Pecahkan masalah dengan klien (bila mungkin) dengan cara –cra yang lebih efektif untuk mencapai sasaran
Rasional: ketika konsentrasi buruk dan labil telah membaik, klien mampu berfokus dan mengendalikan perilaku yang cukup untuk belajar/mencoba perilaku yang baru.






















DAFTAR PUSTAKA

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Iyus Yosep. 2009. Keperawatan Jiwa. Edisi Revisi. Bandung: Refika Aditama.
Doenges, Marilynn E. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri.Jakarta:EGC







Top